Data harga penutupan tahun 2004-2008 saham perusahaan
Date | Close |
31-12-2004 | 65 |
31-12-2005 | 60 |
31-12-2006 | 50 |
31-12-2007 | 125 |
31-12-2008 | 75 |
Dari data diatas dapat diketahui bahwa pada akhir tahun antara tahun 2004-2008 perusahaan mengalami perubahan yang sangat signifikan. Dapat dilihat pada akhir tahun 2004 perusahaan menutup sahamnya pada poin 65 hal ini berarti melambangkan awal perusahaan sebagai dasar untuk memulai pergerakan saham di tahun berikut nya. Terlihat dari tahun 2004-2006 perusahaan mengalami penurunan saham secara bertahap dari poin 65,60, dan 50 hal ini membuktikan bahwa perusahaan mengalami kemerosotan baik dalam penjualan ataupun efektivitas produksi perusahaan dan kondisi keuanagn yang kurang baik. Bisa juga didasrkan perusahaan pada tahun-tahun tersebut mengalami kemrostan berupa kerugian yang sangat berarti. Namun perusahaan mampu bangkit dan dapat dibuktikan dari pergerakan saham diatas perusahaan mengalami kenaikan yang sangat signifikan pada penutupan akhir tahun 2007 sebesar 125 poin. Hal ini dapat menunjukan bahwa pada tahun 2007 perusahaan mengalami kenaikan penjualan maupun efektivitas pekerjaan yang sangat baik. Namun pada akhir tahun 2008 perusahaan megalami kemrosotan lagi 2006 yaitu berakhir pada poin 75. Hal ini membuktikan bahwa kondisi keuangan perusahaan dari tahun ke tahun tidak stabil.
Debt to equity tahun 2004-2008 perusahaan
Date | Debt To Equity Ratio |
31-12-2004 | 2.49 |
31-12-2005 | 99.02 |
31-12-2006 | 71.31 |
31-12-2007 | 71.18 |
31-12-2008 | 69.31 |
Debt to equity memiliki arti Ukuran perusahaan leverage keuangan dihitung dengan membagi total hutang dengan ekuitas. Hal ini mengindikasikan berapa proporsi ekuitas dan utang perusahaan digunakan untuk membiayai asetnya. Berdasarkan grafik di atas perusahaan membiayai aset nya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan terbukti dari tahun 2004 – 2005 ini perusahaan membiayai aset-asetnya secara terus menerus berarti perusahaan memilki kondisi keuangan yang buruk pada tahap ini. Pada tahun 2006 perusahaan mengalami penguatan kondisi keuangan, dapat diliihat dari grafik yang menurun pada tahun 2006 yang memiliki arti perusahaan sudah mulai mengembangkan usahanya dengan baik dan memulai perkembangan membiayai aset dengan hutang dan equitas mulai berkurang dan begitu juga pada tahun berikutnya semakin lama semakin berkurang. Dapat dilihat dari penurunan akhir 2008 pada poin 69.31.
Jadi dengan demikian rasio ekuitas umumnya berarti bahwa perusahaan telah agresif dalam pertumbuhan pembiayaan dengan utang. Hal ini dapat mengakibatkan perubahan pendapatan kondisi perusahaan akibat tambahan beban bunga. Jika banyak utang digunakan untuk membiayai operasi meningkat (hutang terhadap ekuitas tinggi), perusahaan bisa berpotensi menghasilkan lebih banyak pendapatan tanpa pembiayaan luar, dan hal ini dapat digunakan untuk meningkatkan penghasilan dengan jumlah yang lebih besar daripada biaya utang (bunga), maka keuntungan pemegang saham sebagai penghasilan lebih banyak tersebar di antara jumlah yang sama diantara para pemegang saham. Namun, biaya pembiayaan utang ini mungkin lebih besar daripada perusahaan menghasilkan utang melalui investasi dan kegiatan bisnis dan menjadi terlalu banyak bagi perusahaan untuk menanganinya. Hal ini dapat menyebabkan kebangkrutan bagi para pemegang saham yang telah menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Disamping itu, kondisi keuangan yang ada pada suatu perusahaan juga dapat berpengaruh pada kondisi saham yang ada. Jika suatu perusahaan mempunyai kondisi keuangan yang baik dalam arti mempunyai modal, tingkat penjualan dan pendapatan yang baik serta mempunyai pengaruh yang besar dalam suatu pasar, tentunya perusahaan tersebut akan dapat menarik para investor untuk dapat membeli saham-saham yang ada sehingga perusahaan dapat memperluas daerah pemasaran dengan menggunakan modal yang didapat dari penjualan saham tersebut. Dalam hal ini antara kondisi keuangan suatu perusahaan dengan tingkat penjualan saham perusahaan tersebut mempunyai hubungan yang saling terkait satu sama lain.
Dengan melihat grafik pergerakan saham dan grafik debt to equity dari Fortune Mate Indonesia Tbk, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa antara kondisi keuangan dan pergerakan saham mempunyai hubungan yang saling terkait dimana pergerakan grafik dari saham dan kondisi keuangan dimulai dari bawah dan terus meningkat, namun pada saat-saat tertentu mengalami penurunan dan pada saat tertentu pula mengalami kenaikan.
Tahun | Modal Kerja Kotor | Modal Kerja Bersih |
2004 | Rp17,145,781,960 | Rp17,102,701,034 |
2005 | Rp2,528,357,937,566 | Rp2,488,690,534,999 |
2006 | Rp147,809,740,690 | Rp97,041,442,216 |
2007 | Rp313,032,267,057 | Rp208,970,258,607 |
2008 | Rp306,912,077,511 | Rp182,773,679,152 |
Tabel di atas mejelaskan tentang modal kerja kotor dan modal kerja bersih yang terjadi selama akhir perode lima tahunan yaitu dari tahun 2004 sampai akhir tahun 2008 dari PT. Fortune Mate Indonesia Tbk. Selama rentang waktu lima tahun perubahan modal baik modal kerja kotor maupun modal kerja bersih mengalami perubahan yang tidak tentu dalam arti perubahan modal tersebut mampu menempuh level yang tinggi dan juga mampu menyentuh level yang rendah.
Pada akhir tahun 2004 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk, mempunyai modal kotor sebesar Rp17,145,781,960 dan modal bersihnya sebesar Rp17,102,701,034. Pada akhir tahun 2005 terjadi peningkatan pada modal yang sangat tajam. Modal kotor akhir tahun 2005 berjumlah Rp2,528,357,937,566 dan modal bersihnya berjumlah Rp2,488,690,534,999. Hal tersebut tentunya membawa perubahan yang baik dalam kinerja perusahaan. Pada akhir tahun 2006 modal PT. Fortune Mate Indonesia Tbk kembali menurun baik pada modal bersih maupun modal kotor. Modal kotor akhir tahun 2006 berjumlah Rp147,809,740,690 dan modal bersihnya berjumlah Rp97,041,442,216. Menurunnya modal kerja pada akhir tahun 2006 tersebut tentunya sangat berpengaruh besar dalam kinerja dan efektivitas PT. Fortune Mate Indonesia Tbk.
Pada akhir tahun 2007, modal kerja kembali mengalami kenaikan walaupun tidak sebesar kenaikan yang terjadi pada akhir tahun 2005. Modal kerja kotor akhir tahun 2007 berjumlah Rp313,032,267,057 dan modal kerja bersihnya berjumlah Rp208,970,258,607. Hal ini tentunya membawa kebaikan dalam kinerja perusahaan walaupun tidak sebesar yang terjadi pada akhir tahun 2005. Pada akhir tahun 2008, modal kerja perusahaan kembali mengalami penurunan namun penurunan tersebut tidak sebesar yang terjadi pada akhir tahun 2006. Modal kerja kotor pada akhir tahun 2008 sebesar Rp306,912,077,511 dan modal kerja bersihnya berjumlah Rp182,773,679,152. Hal tersebut tentunya juga sangat berpengaruh dalam kinerja perusahaan, namun penurunan tersebut tidak terlalu berpengaruh besar seperti penurunan modal kerja yang terjadi pada akhir tahun 2006.
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas berdasarkan table yang telah dibuat, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa penurunan maupun peningkatan modal kerja baik modal kerja kotor maupun modal kerja bersih tentunya akan sangat berpengaruh besar dalam kinerja perusahaan PT. Fortune Mate Indonesia Tbk.
ccc |
| 2004 | 2005 | 2006 | 2007 | 2008 |
Perputaran Piutang | Penjualan / Piutang | 9,546733571 | 0 | 4,494664277 | 6,79858137 | 8,930465967 |
Perputaran Persediaan | HPP / Persediaan | 82,0417583 | 0 | #DIV/0! | #DIV/0! | 1,905549116 |
Perputaran Utang Dagang | HPP / Utang Dagang | 2165,72328 | 0 | 72,20547744 | 3,390373722 | 9,412757494 |
Perputaran Utang Gaji | HPP / Utang Gaji | 0 | 0 | 925,514562 | 798,2709882 | 384,5963685 |
Perputaran Utang Pajak | HPP / Utang Pajak | 0 | 0 | 10,71134155 | 17,85399332 | 20,14355244 |
Berdasarkan tabel ccc diatas tampak bahwa perputaran piutang dari tahun ke tahun mengalami penurunan bahkan pada tahun 2005 perusahaan tidak menjalankan aktifitas kerja, mungkin karena perusahaan yang labil pada tahun-tahun tersebut dan perusahaan mulai menjalankan aktifitasnya pada tahun 2006 terlihat pada data diatas piutang usaha mulai merangkak naik pada tahun 2006 hingga tahun 2008. Dari data diatas juga dapat dilihat bahwa pada tahun 2005-2007 perusahaan tidak memiliki persediaan barang. Baru pada tahun 2008 perusahaan memiliki kembali persediaan barang sedangkan data perputaran utang perusahaan cenderung tidak menentu, utang terbesar perusahaan terjadi pada tahun 2004 dan semakin lama utang perusahaan semakin menurun pada tahun 2006 hingga tahun 2008. Hal ini didasarkan pada kondisi perusahaan yang semakin kuat sedangkan pada data perputaran gaji perusahaan juga mengalami penurunan dari tahun ke tahun.hal ini mungkin dapat didasarkan pada pengurangan karyawan. Dan pada perputaran utang pajak perusahaan mengalami kenaikan mungkin juga dikarenakan perusahaan memproduksi barang semakin banyak, sehingga menyebabkan naiknya utang pajak, mungkin juga naiknya utang pajak tersebut karena bertambahnya asset maupun pendapatan semakin meningkat.
Jadi dengan demikian harga saham dengan struktur modal dapat dikatakan saling berkaitan karena kondisi keuangan yang ada pada suatu perusahaan juga dapat berpengaruh pada kondisi saham yang ada. Jika suatu perusahaan mempunyai kondisi keuangan yang baik dalam arti mempunyai modal, tingkat penjualan dan pendapatan yang baik serta mempunyai pengaruh yang besar dalam suatu pasar, tentunya perusahaan tersebut akan dapat menarik para investor untuk dapat membeli saham-saham yang ada sehingga perusahaan dapat memperluas daerah pemasaran dengan menggunakan modal yang didapat dari penjualan saham tersebut. Hal ini dapat membuktikan bahwa harga saham itu tercermin dari struktur-struktur modal yang ada pada perusahaan jika suatu perusahaan itu memiliki kondisi yang baik maka tinggi pula harga sahamnya, begitu pula sebaliknya.
Modal kerja perusahaan mencerminkan kondisi perusahaan dalam melakukan kegiatan aktifitasnya. Kuat lemah perusahaan dapat dilihat dari struktur modal perusahaan itu sendiri. Antara struktur modal dan cash conversion cycle haruslah baik. Karena srtuktur modal ini sendiri juga berasal dari perputaran-perputaran persediaan,piutang,utang,gaji,dan pajak yang baik. Jika perputaran-perputaran ini baik maka struktur modal perusahaan juga akan baik pula dan semakin kuat.
Lampiran
ccc |
| 2004 | 2005 | 2006 | 2007 | 2008 |
Perputaran Piutang | Penjualan / Piutang | 9,546733571 | 0 | 4,494664277 | 6,79858137 | 8,930465967 |
Perputaran Persediaan | HPP / Persediaan | 82,0417583 | 0 | #DIV/0! | #DIV/0! | 1,905549116 |
Perputaran Utang Dagang | HPP / Utang Dagang | 2165,72328 | 0 | 72,20547744 | 3,390373722 | 9,412757494 |
Perputaran Utang Gaji | HPP / Utang Gaji | 0 | 0 | 925,514562 | 798,2709882 | 384,5963685 |
Perputaran Utang Pajak | HPP / Utang Pajak | 0 | 0 | 10,71134155 | 17,85399332 | 20,14355244 |
| 2004 | 2005 | 2006 | 2007 | 2008 |
penjualan | 40933980108 | 0 | 21927096450 | 39673512000 | 42561259450 |
piutang | 4287747197 | 0 | 4878472584 | 5835557426 | 4765849801 |
hpp | 55477819433 | 0 | 11978852605 | 23716397964 | 30607789695 |
persediaan | 676214413 | 0 | 0 | 0 | 16062451203 |
utang dagang | 25616301 | 13.400.251 | 165899500 | 6995216430 | 3251734650 |
utang pajak | 0 | 104.222.131 | 1118333549 | 1328352573 | 1519483209 |
kas | 236666576 | 3.776.534.636 | 228697195 | 762514537 | 698284134 |
utang gaji | 0 | 12942911 | 12942911 | 29709708 | 79584188 |
2004 | 2005 | 2006 | 2007 | 2008 | ||
Perputaran Kas | Penjualan/ Kas | 172,9605456 | 0 | 95,87829204 | 52,02984347 | 60,95120507 |
Perputaran Piutang | Penjualan/ Piutang | 9,546733571 | #DIV/0! | 4,494664277 | 6,79858137 | 8,930465967 |
Perputaran Persediaan | Penjualan/ Persediaan | 60,53402489 | #DIV/0! | #DIV/0! | #DIV/0! | 2,649736265 |
Perputaran Utang Dagang | Penjualan/ Utang Dagang | 1597,966081 | 0 | 132,1709616 | 5,671520302 | 13,08878615 |
Perputaran Utang Wesel | Penjualan/ Utang Gaji | #DIV/0! | 0 | 1694,139475 | 1335,371994 | 534,7954226 |
2004 | 2005 | 2006 | 2007 | 2008 | ||
Perputaran Kas | Penjualan/ Kas | 172,9605456 | 0 | 95,87829204 | 52,02984347 | 60,95120507 |
Perputaran Piutang | Penjualan/ Piutang | 9,546733571 | #DIV/0! | 4,494664277 | 6,79858137 | 8,930465967 |
Perputaran Persediaan | Penjualan/ Persediaan | 60,53402489 | #DIV/0! | #DIV/0! | #DIV/0! | 2,649736265 |
Perputaran Utang Dagang | Penjualan/ Utang Dagang | 1597,966081 | 0 | 132,1709616 | 5,671520302 | 13,08878615 |
Perputaran Utang Wesel | Penjualan/ Utang Gaji | #DIV/0! | 0 | 1694,139475 | 1335,371994 | 534,7954226 |
2004 | 2005 | 2006 | 2007 | 2008 | ||
Perputaran Kas | Penjualan/ Kas | 172,9605456 | 0 | 95,87829204 | 52,02984347 | 60,95120507 |
Perputaran Piutang | Penjualan/ Piutang | 9,546733571 | #DIV/0! | 4,494664277 | 6,79858137 | 8,930465967 |
Perputaran Persediaan | Penjualan/ Persediaan | 60,53402489 | #DIV/0! | #DIV/0! | #DIV/0! | 2,649736265 |
Perputaran Utang Dagang | Penjualan/ Utang Dagang | 1597,966081 | 0 | 132,1709616 | 5,671520302 | 13,08878615 |
Perputaran Utang Wesel | Penjualan/ Utang Gaji | #DIV/0! | 0 | 1694,139475 | 1335,371994 | 534,7954226 |
2004 | 2005 | 2006 | 2007 | 2008 | ||
Perputaran Kas | Penjualan/ Kas | 172,9605456 | 0 | 95,87829204 | 52,02984347 | 60,95120507 |
Perputaran Piutang | Penjualan/ Piutang | 9,546733571 | #DIV/0! | 4,494664277 | 6,79858137 | 8,930465967 |
Perputaran Persediaan | Penjualan/ Persediaan | 60,53402489 | #DIV/0! | #DIV/0! | #DIV/0! | 2,649736265 |
Perputaran Utang Dagang | Penjualan/ Utang Dagang | 1597,966081 | 0 | 132,1709616 | 5,671520302 | 13,08878615 |
Perputaran Utang Wesel | Penjualan/ Utang Gaji | #DIV/0! | 0 | 1694,139475 | 1335,371994 | 534,7954226 |
2004 | 2005 | 2006 | 2007 | 2008 | ||
Perputaran Kas | Penjualan/ Kas | 172,9605456 | 0 | 95,87829204 | 52,02984347 | 60,95120507 |
Perputaran Piutang | Penjualan/ Piutang | 9,546733571 | #DIV/0! | 4,494664277 | 6,79858137 | 8,930465967 |
Perputaran Persediaan | Penjualan/ Persediaan | 60,53402489 | #DIV/0! | #DIV/0! | #DIV/0! | 2,649736265 |
Perputaran Utang Dagang | Penjualan/ Utang Dagang | 1597,966081 | 0 | 132,1709616 | 5,671520302 | 13,08878615 |
Perputaran Utang Wesel | Penjualan/ Utang Gaji | #DIV/0! | 0 | 1694,139475 | 1335,371994 | 534,7954226 |